Friday, October 15, 2010

Syafaat Nabi Muhammad SAW

Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a, beliau berkata: Kami pernah berada dalam sebuah jamuan makan bersama Rasulullah SAW. Baginda dihidangkan daging (kambing) bahagian kaki kepadanya, kerana Baginda memang menyukainya, lalu Baginda memakan daging tersebut. Seteleh selesai Baginda bersabda yang bermaksud:

"Aku adalah orang yang paling utama kelak pada hari kiamat. Tahukah kamu bagaimana keadaan nanti saat Allah mengumpulkan semua manusia di sebuah tempat yang luas (padang Mahsyar)? Pada hari itu Allah melihat dan mendengar semua yang telah mereka lakukan dan katakan. Matahari akan sangat dekat jaraknya sehingga semua manusia akan merasa cemas dan kepayahan yang sangat, yang belun pernah mereka rasakan sebelum ini. Saat itu sebahagian manusia lalu berkata kepada yang lain: 'Tidakkah kamu pedulikan apa yang menimpa kamu sekarang ini? Tidakkah kamu mencari seseorang yang boleh memohonkan syafaat kepada Tuhan kamu?' Sebahagian manusia yang ditanya tadi menjawab: 'Bapa kamu, Nabi Adam.' Mereka pun lalu mendatangi Nabi Adam dan berkata: 'Wahai Nabi Adam, engkau adalah bapa daripada semua manusia yang ada. Allah telah menciptakanmu dengan tangan-Nya, lalu meniupkan roh-Nya kepadamu, memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepadamu dan mereka pun bersujud, dan menempatkanmu di syurga. Mohonkanlah syafaat kepada Tuhanmu untuk kami? Tidakkah engkau perhatikan bagaimana keadaan kami dan apa yang menimpa kami sekarang ini?' Nabi Adam menjawab: 'Sesungguhnya pada hari ini Tuhanku sangat murka dengan kemurkaan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak akan pernah terjadi sesudahnya. Dahulu Dia pernah melarangku untuk mendekati sebuah pohon, namun aku melanggarnya. Aduhai diriku, sesungguhnya diriku juga memerlukan syafaat saat seperti ini. Mengadaplah kamu kepada selainku. Mengadaplah kamu kepada Nabi Nuh.' Mereka pun lalu menemui Nabi Nuh dan berkata" 'Wahai Nabi Nuh, engkau adalah rasul pertama yang Allah utus kepada penduduk bumi dan Allah telah memberikanmu gelaran sebagai 'abdan syaknya' (seorang hamba yang banyak bersyukur). Tidakkah engkau perhatikan bagaimana keadaan kami dan apa yang menimpa kami sekarang ini? Mohonkanlah syafaat kepada Tuhanmu untuk kami?' Dia menjawab: 'Sesungguhnya pada hari  ini Tuhanku sangat murka dengan kemurkaan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak akan pernah terjadi sesudahnya.Sesungguhnya, akau dahulu pernah memanjatkan doa kebinasaan bagi kaumku yang tak sepatutnya aku panjatkan. Aduhai diriku, sungguh diriku juga memerlukan syafaat pada saat seperti ini. Mengadaplah kamu kepada selainku. Mengadaplah kamu kepada Nabi Ibrahim.' Mereka lalu menemui Nabi Ibrahim dan berkata: 'Ya Nabi Ibrahim, engkau adalah seorang nabi Allah sekaligus kekasih-Nya di antara sekalian banyak penduduk bumi. Mohonlah syafaat Tuhanmu kepada kami? Tidakkah engkau perhatikan bagaimana keadaan kami sekarang ini?' Nabi Ibrahim menjawab: 'Sesungguhnya hari ini Tuhanku sangan murka murkaan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak akan pernah terjadi lagi sesudahnya. Sesungguhnya dahulu aku pernah berdusta sebanyak tiga kali. Aduhai diriku, sesungguhnya aku pun juga memerlukan syafaat pada saat seperti ini. Mengadaplah kamu kepada selainku.Mengadaplah kamu kapada Nabi Musa.' Mereka pun menemui Nabi Musa dan berkata: 'Wahai Nabi Musa, engkau adalah seorang rasul Allah dan Allah telah melebihkanmu di atas semua manusia denga krasulan dan mengajakmu berbicara secara langsung. Mohonkahlah syafaat kepada Tuhanmu untuk kami? Tidakkah engkau perhatikan bagaimana keadaan kami sekarang ini? ' Musa menjawab: 'Sesungguhnya pada hari ini Tuhanku sangan murka dengan kumurkaan yang belum penah terjadi sebelumnya dan tidak akan pernah terjadi lagi sesudahnya. Sesungguhnya, dahulu aku pernah membunuh seseorang yang aku tidak diperintahkan untuk membunuhnya. Aduhai diriku, sesungguhnya aku juga memerlukan syafaat pada ketika ini. Mengadaplah kamu kepada selainku, iaitu Nabi Isa.' Mereka pun lalu menemui Nabi Isa dan berkata: 'Wahai Nabi Isa, sesungguhnya engkau adalah seorang rasul Allah, (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) ruh daripada-Nya. Engkau juga telah diberi kemampuan untuk berbicara degan manusia swaktu masih berada dalam buaian. Mohonlah syafaat kepada Tuhanmu untuk kami. Tidakkah engkau perhatikan bagaimana keadaan kami sekarang ini?' Nabi Isa menjawab: 'Sesungguhnya, pada hari ini Tuhanku sangat murka dengan kemurkaan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak akan pernah terjadi lagi sesudahnya.' Nabi Isa tidak memaparkan apa dosa yang pernah diperbuatnya, lalu dia berkata: 'Aduhai diriku, sesungguhnya diriku pun juga memerlukan syafaat pada ketika ini. Mengadaplah kamu kepada selainku, iaitu kepada Nabi Muhammad.' Mereka pun lalu menemui Nabi Muhammad dan berkata: 'Wahai Nabi Muhammad, engkau adalah seorang Rasulullah dan penutup para nabi. Semua dosamu, baik yang terdahulu mahupun yang terkemudian, juga telah diampuni oleh Allah. Mohonlah syafaat kepada Tuhanmu untuk kami. Tidakkah engkau perhatikan bagaimana keadaan kami sekarang ini?' Aku pun lalu pergi ke bawah Arasy. Di sana aku bersujud kepada Tuhanku. Seterusnya, Allah mengajarkanku lafaz pujian dan sanjungan kepada-Nya yang belum pernah Dia ajakarkan kepada seorang pun sebelumku. Setelah itu Dia berfirman: 'Wahai Muhammad, bangunlah. Sekarang mintalah, nescaya engkau akan diberi; dan mohonlah syafaat, nescaya akan dikabulkan bagimu.' Aku pun lalu bangun dan berkata" 'Umatku, wahai Tuhan. Umatku, wahai Tuhan. Umatku, wahai Tuhan (berilah mereka rahmat dan keampunan).' Dia lalu berfirman: 'Wahai Nabi Muhammad, bawa masuklah ke dalam syurga segolongan umatmu yang (sudah dijamin masuk syurga) tanpa hisab melaui pintu yang berada di sebelah kanan syurga. Namun mereka juga tidak dilarang untuk memasukinya melalui pintu yang lain bersama orang ramai.' Seterusnya, Nabi SAW bersabda: Demi Tuhan yang diriku berada di tangan-Nya, sesungguhnya jarak antara kedua-dua pintu syurga itu sebagaimana jauhnya jarak antara Kota Makkah dan Kota Hajar atau antara Kota Makkah dan Kota Bushra."

(Riwayat Al-Bukhari no. 3340 dan Muslim no. 194)