Wednesday, July 30, 2025

Petunjuk Nabi Dalam Melembutkan Hati

- us xxx kuliah Maghrib Rabu 30-Jul-2025

Petunjuk Nabi Dalam Melembutkan Hati

- Syafaat Uzma adalah syafaat yang paling agung dan khusus diberikan kepada Nabi Muhammad saw.
  • Syafaat Uzma bermaksud permohonan Nabi Muhammad SAW kepada Allah SWT supaya dipercepatkan proses perbicaraan dan pengadilan di Hari Kiamat ketika manusia berhimpun di Padang Mahsyar yang sangat dahsyat. 
Pada waktu itu, umat manusia mengalami kesengsaraan yang amat besar, sehingga Nabi Muhammad saw memohon agar pengadilan dipercepatkan agar manusia tidak lama dalam kesengsaraan tersebut. Syafaat Uzma ini adalah yang pertama dan terbesar diberikan kepada baginda Rasulullah saw, untuk semua umat manusia dari zaman Nabi Adam hingga ke Hari Kiamat.

- Dari Sa'id bin Musayyab, Abu Hurairah r .a. mengatakan bahawa dia mendengar Rasulullah saw. bersabda : "Nanti akan masuk syurga satu rombongan umat ku, terdiri dari tujuh puluh ribu orang. Muka mereka bersinar-sinar bagaikan cahaya bulan purnama. Kata Abu Hurairah selanjutnya, "Mendengar sabda Nabi itu, 'Ukasyah bin Mihshan Al Asadi serta-merta berdiri sambil menunjukkan tangannya dan berkata: "Ya, Rasulullah! Doakanlah kepada Allah, semoga aku termasuk dalam rombongan mereka." Lalu Rasulullah saw. mendoakannya, "Wahai, Allah! Masukkan dia di antara mereka." Kemudian berdiri pula seorang lelaki Ansar, katanya, "Ya, Rasulullah! Doakan pulalah kepada Allah, semoga aku termasuk di antara mereka." Sabda Rasulullah saw., "Ukasyah telah mendahului anda." [Hadis Sahih Muslim Jilid 1. Hadis Nombor 0170]

Dari 'Imran Ibnu Hushain r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Kelak, akan masuk syurga tujuh puluh ribu orang umat ku tanpa diperiksa. Para sahabat bertanya, "Siapa mereka itu ya, Rasulullah?" Jawab Rasulullah saw.,"Mereka ialah orang-orang yang tidak berubat memakai jampi-jampi, tidak mempercayai suara burung (tathayyur), tidak berubat dengan tusukan besi panas (Kai) tetapi mereka tawakal kepada Tuhan mereka." [Hadis Sahih Muslim Jilid 1. Hadis Nombor 0171]

- Siapakah Ukasyah dlm hadis ini?
Seorang sahabat Nabi bernama Ukkasyah bin Mihshan al-Asadi (عكاشة بن محصن الأسدي), juga dikenal sebagai Abu Mihshan. Ia merupakan salah seorang sahabat Nabi Muhammad saw yang terkenal keberanian dan keikhlasannya dalam berjuang di jalan Allah.

Beberapa fakta penting tentang Ukasyah bin Mihshan:
  1. Ia termasuk golongan awal (as-sabiqun al-awwalun) yang memeluk Islam di Mekkah, dan ikut serta dalam hijrah ke Madinah.
  2. Ukasyah adalah salah seorang pejuang utama dalam beberapa peperangan besar, seperti Perang Badar, di mana pedangnya patah dan Nabi memberinya sebatang kayu yang kemudian berubah menjadi pedang dengan izin Allah.
  3. Ia juga ikut serta dalam banyak ekspedisi lain bersama saw, dikenal sebagai prajurit berkuda yang tangguh dan pemberani.
  4. Dalam sebuah hadis, Ukasyah disebutkan sebagai salah satu dari 70,000 umat Nabi Muhammad yang akan masuk surga tanpa hisab, setelah beliau meminta Nabi mendoakannya agar termasuk golongan tersebut dan doanya langsung dikabulkan Nabi.
  5. Ukasyah wafat syahid dalam Perang Riddah pada tahun 12 H (633 M) ketika melawan kaum murtad setelah wafatnya Rasulullah saw.
- 4 rukun dalam dakwah:
Empat rukun dakwah dalam ajaran Islam adalah:
  1. Da’i (Pendakwah) — Orang yang menyeru, mengajak atau menyampaikan dakwah. Setiap Muslim boleh menjadi da’i, tidak hanya ulama atau ustaz.
  2. Mad’u (Sasaran dakwah) — Orang atau kelompok yang menjadi sasaran dakwah untuk dibimbing kepada kebaikan dan kebenaran Islam.
  3. Maudhu’ (Material/bahan atau isi dakwah) — Isi kandungan dakwah, yakni ajaran Islam yang hendak disampaikan, meliputi akidah, syariah, dan akhlak yang benar sesuai Al-Quran dan Sunnah.
  4. Uslub (Cara atau kaedah dakwah) — Cara penyampaian dakwah agar mudah diterima dan dipahami oleh mad’u, seperti berdakwah dengan hikmah, nasihat baik, dan cara yang menarik.
Keempat rukun ini wajib ada agar dakwah dapat dilaksanakan dengan efektif dan berhasil mendorong perubahan ke arah kebaikan dalam masyarakat. 

- Perbezaan antara orang warak dan zuhud
Orang warak dan orang zuhud adalah dua sifat terpuji dalam Islam, tetapi keduanya memiliki makna dan derajat yang berbeda:
  • Warak berarti seseorang yang menjauhi hal-hal yang haram dan syubhah (perkara yang diragukan hukumnya). Orang yang warak berhati-hati dan meninggalkan perkara yang berpotensi mendatangkan kemudaratan di akhirat, terutama perkara yang syubhah dan haram. Warak lebih bersifat umum dan dasar dalam menjauhi yang terlarang.

  • Zuhud adalah sifat yang lebih tinggi daripada warak. Zuhud bukan hanya meninggalkan perkara haram dan syubhah, tetapi juga meninggalkan perkara yang mubah (diperbolehkan) yang tidak memberikan manfaat untuk akhirat. Zuhud adalah sikap melepas ketertarikan terhadap dunia dan hal-hal yang hanya bersifat kesenangan duniawi, meskipun diperbolehkan dalam agama. Orang yang zuhud memfokuskan hidup untuk akhirat dan meninggalkan yang tidak bermanfaat di sana.

Saturday, July 26, 2025

Tadabbur Surah Al-Qalam Ayat 68:17 hingga 33

- us Zamri Abdul Rahim kuliah Maghrib Sabtu 26-Jul-2025

Tadabbur Surah Al-Qalam Ayat 68:17 hingga 33

Surah Al-Qalam Ayat 68:17 (klik sini)
{ إِنَّا بَلَوۡنَٰهُمۡ كَمَا بَلَوۡنَآ أَصۡحَٰبَ ٱلۡجَنَّةِ إِذۡ أَقۡسَمُواْ لَيَصۡرِمُنَّهَا مُصۡبِحِينَ }

Sesungguhnya Kami telah timpakan mereka dengan bala bencana, sebagaimana Kami timpakan tuan-tuan punya kebun (dari kaum yang telah lalu), ketika orang-orang itu bersumpah (bahawa) mereka akan memetik buah-buah kebun itu pada esok pagi; -

- "ٱلۡجَنَّةِ" al-jannah dlm ayat ini, bukan merujuk kpd syurga, tetapi pemilik kebun.

- Tadabbur atau tafsir Surah Al-Qalam ayat 17 secara umumnya menjelaskan bahwa ayat ini mengisahkan sebuah ujian atau dugaan yang Allah berikan kepada orang-orang Musyrik Makkah, dengan dibandingkan seperti ujian kepada pemilik kebun dari kisah sebelumnya. Mereka bersumpah akan memetik seluruh hasil kebun mereka di pagi hari agar tidak menyisakan sedikit pun untuk orang miskin dan tidak mengucapkan "Insya Allah" dalam sumpahnya sebagai bentuk kepastian tanpa menyandarkan kehendak kepada Allah.

- Makna inti ayat ini adalah bahwa Allah menguji orang-orang kafir Makkah dengan jarahan hasil nikmat yang mereka punya, sama seperti Allah menguji pemilik kebun yang kikir yang diakhiri dengan kehancuran kebun mereka. Mereka berencana memetik dengan keserakahan dan menutup pintu bagi orang-orang yang berkekurangan, namun tidak memperhitungkan ketentuan Allah.

Bagaiamana mereka memiliki kebun² tamar yg menyebabkan mereka menjadi sombong?
  • Kisah pemilik kebun dalam Surah Al-Qalam ayat 17 bermula dari seorang lelaki kaya yang memiliki kebun sangat subur dan luas. Dia dikenal dermawan yang selalu memberikan hasil kebunnya kepada fakir miskin, berharap sifat baik ini diteladani oleh anak-anaknya kelak. Setelah lelaki itu meninggal, kebun diwariskan kepada anak-anaknya yang kemudian berubah menjadi tamak dan kikir.
  • Anak-anak pemilik kebun ingin memetik hasil kebun tanpa menyisakan sedikit pun untuk orang miskin. Mereka berangkat pagi-pagi dengan rencana memetik seluruh kebun agar tidak ada yang meminta, bahkan mereka tidak mengucapkan "Insya Allah", yang menunjukkan kesombongan, keangkuhan, dan tidak bergantung kepada kehendak Allah.
  • Namun, pada pagi hari itu kebun tersebut terkena bencana dari Allah, semua hasil memetik hancur dan kebun menjadi rusak binasa. Mereka sangat terkejut dan menyesal ketika melihat kebun yang sudah musnah, menyadari kesalahan mereka karena keserakahan dan lupa mengingati Allah.

Surah Al-Qalam ayat 68:19 (klik sini)
{ فَطَافَ عَلَيۡهَا طَآئِفٞ مِّن رَّبِّكَ وَهُمۡ نَآئِمُونَ }

Maka kebun itu didatangi serta diliputi oleh bala bencana dari Tuhanmu (pada malam hari), sedang mereka semua tidur.

Apakah bentuk bencana yang ditimpakan oleh Allah ke atas pemilik kebun itu?
  • Beberapa tafsir menyebutkan bahwa kebun tersebut diliputi bencana dari Allah pada malam hari ketika mereka tidur, sehingga pada pagi hari kebun menjadi musnah dan hitam, seolah terbakar, menyebabkan semua buah dan hasil kebun tidak boleh dipetik lagi. Ini merupakan bentuk azab dan peringatan atas kesombongan dan sikap tamak para pemilik kebun yang menghalangi orang miskin mendapatkan bahagiannya.

Carian internet:
Asbabul nuzul (sebab turunnya) Surah Al-Qalam ayat 17 berkaitan dengan peristiwa Perang Badar dan sikap orang-orang musyrik Makkah, khususnya Abu Jahal. Riwayat dari Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Juraij menyebutkan bahwa saat Perang Badar, Abu Jahal berkata agar menangkap dan mengikat Nabi Muhammad dan para pengikutnya dengan tali tanpa membunuh mereka, menunjukkan keyakinan orang musyrik bahwa mereka akan menang dan berkuasa penuh terhadap kaum muslimin. Ayat ini turun sebagai peringatan dan perumpamaan tentang ujian Allah terhadap orang-orang musyrik tersebut, yang disamakan dengan ujian kepada pemilik-pemilik kebun yang sombong dan menganggap kebun mereka tak tergoyahkan yang akhirnya mengalami kehancuran (karena kesombongan dan keangkuhan mereka).

Jadi, ayat ini turun untuk menggambarkan kesombongan/keangkuhan Abu Jahal dan kaum musyrik Makkah yang merasa berkuasa, seperti para pemilik kebun yang dikisahkan dalam ayat tersebut, yang akhirnya mendapat azab dari Allah karena kesombongan dan penolakan mereka kepada kebenaran.

Monday, July 21, 2025

Adab di Masjid

- us Lt Kol Syukri bin Yahya kuliah Maghrib Isnin 21-Jul-2025

Adab di Masjid

Adab #1: Jangan ke masjid setelah memakan banyak makanan berbau atau dalam keadaan berbau tidak menyenangkan.

Surah Al-Araf ayat 7:31 (klik sini)
{ ۞يَٰبَنِيٓ ءَادَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمۡ عِندَ كُلِّ مَسۡجِدٖ وَكُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ وَلَا تُسۡرِفُوٓاْۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُسۡرِفِينَ }

Wahai anak-anak Adam! Pakailah pakaian kamu yang indah berhias pada tiap-tiap kali kamu ke tempat ibadat (atau mengerjakan sembahyang), dan makanlah serta minumlah, dan jangan pula kamu melampau; sesungguhnya Allah tidak suka akan orang-orang yang melampaui batas.

- Surah Al-A'raf ayat 31 berkaitan dengan perintah Allah kepada anak cucu Adam agar memakai pakaian yang indah dan menutup aurat setiap kali memasuki masjid, serta makan dan minum dengan tidak berlebihan.

  • Asbabun Nuzul (sebab turunnya ayat) menurut riwayat Ibnu Abbas dari hadis yang diriwayatkan oleh muslim adalah ketika pada zaman jahiliyah, ada seorang wanita tawaf di Ka'bah dalam keadaan hampir telanjang, hanya menutupi kemaluannya dengan sehelai kain, kemudian berkata bahawa bahagian yang kelihatan itu tidak dihalalkan baginya. Maka turunlah ayat ini untuk memerintahkan umat agar mereka berhias dengan pakaian yang sopan dan menutupi aurat saat beribadah serta menghindari israf (berlebih-lebihan) dalam makan dan minum.
Terdapat hadis berkaitan larangan ke masjid setelah memakan makanan berbau dgn kuantiti yg banyak.

  • Dari Jabir r.a., katanya: "Rasulullah saw. melarang kami memakan bawang dan kucai (sayur-sayuran yang menyebabkan mulut atau badan jadi bau). Tetapi kerana terpaksa kami makan juga. Maka bersabda beliau saw., "Siapa yang memakan sayur-sayuran (yang menyebabkan badan atau mulut jadi bau) ini, maka janganlah mendekati masjid kami, kerana malaikat merasa terseksa juga dengan apa yang menyeksa manusia." [Hadis Sahih Muslim Jilid 1. Hadis Nombor 0517]
  • Dari Abu Sa'id Al Khudri r.a., katanya: "Ketika perang Khaibar, kami para sahabat Rasulullah saw. terpaksa makan sayur bawang putih. Kerana sangat lapar, kami makan agak banyak. Kemudian kami pergi ke masjid, lalu baunya tercium oleh Rasulullah saw. Maka bersabda beliau, "Siapa yang makan buah yang berbau busuk itu, janganlah dekat-dekat kepada kami di masjid." Kata orang banyak, "Haram! Haram!" Ketika hal itu terdengar oleh Rasulullah saw., beliau bersabda: "Wahai, manusia! Sesungguhnya aku tidak mengharamkan apa yang dihalalkan Allah; tetapi hanya kerana tumbuh-tumbuhan itu berbau busuk." [Hadis Sahih Muslim Jilid 1. Hadis Nombor 0518]
Begitu juga rokok yg menyebabkan bau mulut atau pakaian berbau busuk. Bau mulut/ badan/ peluh/ pakaian yg berbau (busuk) menyebabkan jemaah masjid tidak selesa dan mengganggu kekusyukan solat para jemaah terutama yg bersebelahan atau berdekatannya.

Seorg pekerja yg berpeluh kerana pekerjaannya, maka bawalah persalinan pakaian dan bersihkan diri sebelum menunaikan solat berjemaah. Dgn itu tidak mengganggu para jemaah.


Adab ke2: Anjuran datang ke masjid lebih awal.

  • Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Siapa yang mandi seperti mandi janabah pada hari Jumaat, kemudian dia pergi ke masjid pada kesempatan pertama, maka pahalanya seperti pahala berkorban seekor unta. Siapa yang pergi ke masjid pada kesempatan kedua, maka pahalanya seperti berkorban seekor sapi. Dan siapa yang pergi ke masjid pada kesempatan ketiga, maka pahalanya seperti berkorban seekor kambing. Dan siapa yang pergi ke masjid pada kesempatan keempat, maka pahalanya seperti berkorban seekor ayam. Dan siapa yang tiba di masjid pada kesempatan kelia, maka pahalanya seperti berkorban sebuah telur. Apabila imam telah keluar, para malaikat hadir mendengarkan khutbah, (dan tidak ada lagi mencatat siapa yang datang mulai saat itu). [Hadis Sahih Muslim Jilid 2. Hadis Nombor 0802]


Adab ke3: Datang ke masjid dlm keadaan tenang
  • Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi saw. , sabdanya: "Apabila kamu mendengar Qamat, maka pergilah solat (berjemaah), dan hendaklah bersikap tenang dan tenteram, jangan tergesa-gesa. Dalam keadaan bagaimana saja pun mereka kamu dapati, maka solatlah kamu bersama mereka, mana yang anda luput daripadanya, sempurnakanlah kemudian." [Hadis Sahih Bukhari Jilid 1. Hadis Nombor 0360]
  • Abu Hurairah r.a. berkata, bahawa dia mendengar Rasulullah saw. bersabda:"Apabila qamat telah dibacakan oleh hendak solat, maka janganlah kamu datang dengan tergesa-gesa, tetapi datanglah dengan berjalan seperti biasa, bersikap tenang. Ikutlah solat pada rakaat yang mana saja kamu dapati. Mana yang ketinggalan sempurnakanlah (sesudah imam memberi salam). " [Hadis Sahih Bukhari Jilid 1. Hadis Nombor 0488]

Adab ke4: Doa ketika berjalan ke tempat solat.
  • Dari ’Abdullah bin ’Abbas RA, Nabi saw keluar menuju ke masjid untuk menunaikan solat membaca:

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ فِيْ قَلْبِيْ نُوْرًا، وَفِيْ لِسَانِيْ نُوْرًا، وَ اجْعَلْ فِيْ سَمْعِيْ نُوْرًا، وَ اجْعَلْ فِيْ بَصَرِيْ نُوْرًا، وَ اجْعَلْ مِنْ خَلْفِيْ نُوْرًا، وَمِنْ أَمَامِيْ نُوْرًا، وَ اجْعَلْ مِنْ فَوْقِيْ نُوْرًا، وَمِنْ تَحْتِيْ نُوْرًا، اَللَّهُمَّ أَعْطِنِيْ نُوْرًا.

Mafhumnya: “Ya Allah jadikanlah cahaya di hatiku, cahaya di lidahku, dan jadikan juga cahaya di pendengaranku, dan jadikan cahaya di penglihatan-ku, dan jadikan cahaya di belakangku, dan cahaya di hadapanku, dan jadikan cahaya di atasku, dan di bawahku.


Adab ke5: Doa ketika memasuki masjid dan juga keluar dari masjid.
Kaedah: mulakan dgn selawat dan baca doa memasuki atau keluar masjid.

Doa memasuki masjid:
“اللّهُمَّ افْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ”
(Allahumma iftah li abwaba rahmatik)
Maksudnya: “Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu.”

Doa keluar masjid:
“اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ”
(Allahumma inni as’aluka min fadlik)
Maksudnya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dari kurniaan-Mu.”


Adab ke6: Melangkah dgn kaki kanan ketika memasuki masjid dan melangkah dgn kaki kiri ketika keluar masjid.

Sunday, July 13, 2025

Kisah Berkaitan Hijrah Rasulullah saw

- us Dr Shamsul Mohd Nor kuliah Maghrib Ahad 13-Jul-2025

Kisah Berkaitan Hijrah Rasulullah saw

Hadis berkaitan hijrah.
Dari Umar bin Khathab r.a., katanya dia mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Tiap-tiap amal harus disertai dengan niat. Balasan bagi setiap amal manusia, ialah pahala bagi apa yang diniatkannya. Maka barangsiapa (niat) hijrahnya kerana Allah dan Rasul-Nya, baginya pahala hijrah kerana Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa (niat) hijrahnya kerana dunia yang hendak diperolehnya atau kerana perempuan yang hendak dikahwininya, maka (pahala) hijrahnya sesuai dengan niatnya untuk apa dia hijrah".
[Hadis Sahih Bukhari Jilid 1. Hadis Nombor 0001]

Kisah Damrah Ibnu Junnub:
Antara kisah berkaitan peristiwa Hijrah. Damrah ibnu Junnub yg ingin turut berhijrah, tetapi meninggal dunia sebelum sempat mengikuti rombongan hijrah. Nabi Muhammad saw teringat kisahnya ini dan Allah turunkan ayat berkaitan peristiwa ini seperti yg dirakamkan dlm surah An-Nisa ayat 4:100 (klik sini)
{ ۞وَمَن يُهَاجِرۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ يَجِدۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ مُرَٰغَمٗا كَثِيرٗا وَسَعَةٗۚ وَمَن يَخۡرُجۡ مِنۢ بَيۡتِهِۦ مُهَاجِرًا إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ثُمَّ يُدۡرِكۡهُ ٱلۡمَوۡتُ فَقَدۡ وَقَعَ أَجۡرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورٗا رَّحِيمٗا }

Dan sesiapa yang berhijrah pada jalan Allah (untuk membela dan menegakkan Islam), nescaya ia akan dapati di muka bumi ini tempat berhijrah yang banyak dan rezeki yang makmur; dan sesiapa yang keluar dari rumahnya dengan tujuan berhijrah kepada Allah dan RasulNya, kemudian ia mati (dalam perjalanan), maka sesungguhnya telah tetap pahala hijrahnya di sisi Allah. Dan (ingatlah) Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.

- Azam adalah suatu hajat yg belum dilaksanakan.

- Peristiwa perintah hijrah dari Mekah ke Madinah berlaku pd tahun ke-13 kerasulan baginda Nabi Muhammad saw, dan selepas itu tiada lagi hijrah.

- Peristiwa perintah Hijrah Nabi Muhammad saw dari Mekah ke Madinah berlaku pada tahun 622 Masihi (1 Hijrah). Lebih tepat, Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar memulakan perjalanan hijrah pada 27 Safar 1H (13 September 622 M) dengan meninggalkan rumah di Mekah dan bersembunyi di Gua Thur selama tiga hari. Mereka meninggalkan wilayah Mekah pada 1 Rabiulawal 1H (17 September 622) dan tiba di Masjid Quba, Madinah pada 8 Rabiulawal 1H (23 September 622).

Hijrah ini menandakan permulaan pembentukan masyarakat Islam yang bersatu di Madinah dan menjadi titik tolak penting dalam sejarah Islam. Walaupun Nabi Muhammad saw mula berhijrah pada bulan Safar, penanggalan kalender Hijrah secara rasmi dimulakan pada bulan Muharram oleh Khalifah Umar al-Khattab beberapa tahun kemudian.

Surah At-Tawbah ayat 9:36 (klik sini)
{ إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثۡنَا عَشَرَ شَهۡرٗا فِي كِتَٰبِ ٱللَّهِ يَوۡمَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ مِنۡهَآ أَرۡبَعَةٌ حُرُمٞۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلۡقَيِّمُۚ فَلَا تَظۡلِمُواْ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمۡۚ وَقَٰتِلُواْ ٱلۡمُشۡرِكِينَ كَآفَّةٗ كَمَا يُقَٰتِلُونَكُمۡ كَآفَّةٗۚ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلۡمُتَّقِينَ }

Sesungguhnya bilangan bulan-bulan di sisi (hukum) Allah ialah dua belas bulan, (yang telah ditetapkan) dalam Kitab Allah semasa Ia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan yang dihormati. Ketetapan yang demikian itu ialah ugama yang betul lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan-bulan yang dihormati itu (dengan melanggar laranganNya); dan perangilah kaum kafir musyrik seluruhnya sebagaimana mereka memerangi kamu seluruhnya; dan ketahuilah sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa.

Kisah Dakwah Nabi Muhammad saw di Thaif.
Baginda Rasulullah saw bersama anak angkatnya ie Zaid bin Haritsah berdakwah ke Thaif, dan menerima penolakan dan disakiti dgn lontaran batu dan tulang² bangkai haiwan.
  • Selepas baginda dilukai oleh penduduk Thaif dlm keadaan terluka dan bersedih, Nabi Muhammad saw berbaring dan tiba-tiba terlihat awan menaungi baginda, lalu datanglah Malaikat Jibril. Jibril menyampaikan bahawa Allah telah mengutus malaikat penjaga gunung untuk membantu baginda dan mempersilakan Nabi Muhammad saw memerintahkan apa saja yang dikehendaki terhadap penduduk Thaif yang menyakitinya.

  • Malaikat penjaga gunung itu berkata, "Wahai Muhammad, sekarang engkau bergantung kepada keinginanmu. Jika engkau mahu, aku akan menimpakan dua gunung itu kepada mereka," merujuk kepada dua gunung besar di sekitar Mekah dan Mina. Namun, Nabi Muhammad saw menolak tawaran itu dan menjawab, "Aku lebih menginginkan agar Allah menjadikan keturunan orang-orang ini dan generasi mereka berikutnya menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya"

Surah Al-Quran yang merujuk kepada sifat Abu Bakar sebagai as-siddiq (yang membenarkan) adalah surah Az-Zumar ayat 39:33 (klik sini)

{ وَٱلَّذِي جَآءَ بِٱلصِّدۡقِ وَصَدَّقَ بِهِۦٓ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُتَّقُونَ }

Dan (nyatalah bahawa) yang membawa kebenaran (tauhid dan hukum ugama) serta ia (dan pengikut-pengikutnya) mengakui kebenarannya (dengan mematuhi hukum itu), mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.

Dalam tafsiran, lafaz "yang membenarkannya" merujuk kepada Abu Bakar as-siddiq yang sentiasa membenarkan setiap perkataan dan tindakan Nabi Muhammad saw, khususnya ketika ramai orang meragui peristiwa Israk Mikraj.

Selain itu, surah At-Tawbah ayat 9:40 (klik sini) juga dikaitkan dengan Abu Bakar ketika beliau menemani Nabi Muhammad saw di Gua Thur sewaktu hijrah, di mana Allah menurunkan ketenangan kepada mereka berdua.

{ إِلَّا تَنصُرُوهُ فَقَدۡ نَصَرَهُ ٱللَّهُ إِذۡ أَخۡرَجَهُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ ثَانِيَ ٱثۡنَيۡنِ إِذۡ هُمَا فِي ٱلۡغَارِ إِذۡ يَقُولُ لِصَٰحِبِهِۦ لَا تَحۡزَنۡ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَنَاۖ فَأَنزَلَ ٱللَّهُ سَكِينَتَهُۥ عَلَيۡهِ وَأَيَّدَهُۥ بِجُنُودٖ لَّمۡ تَرَوۡهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ ٱلسُّفۡلَىٰۗ وَكَلِمَةُ ٱللَّهِ هِيَ ٱلۡعُلۡيَاۗ وَٱللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ }

Kalau kamu tidak menolongnya (Nabi Muhammad) maka sesungguhnya Allah telahpun menolongnya, iaitu ketika kaum kafir (di Makkah) mengeluarkannya (dari negerinya Makkah) sedang ia salah seorang dari dua (sahabat) semasa mereka berlindung di dalam gua, ketika ia berkata kepada sahabatnya: "Janganlah engkau berdukacita, sesungguhnya Allah bersama kita". Maka Allah menurunkan semangat tenang tenteram kepada (Nabi Muhammad) dan menguatkannya dengan bantuan tentera (malaikat) yang kamu tidak melihatnya. Dan Allah menjadikan seruan (syirik) orang-orang kafir terkebawah (kalah dengan sehina-hinanya), dan Kalimah Allah (Islam) ialah yang tertinggi (selama-lamanya), kerana Allah Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana.

Kisah di dalam Gua Tsur
Kisah Nabi Muhammad saw tidur di Gua Tsur sewaktu dikejar oleh wakil kaum kafir Quraisy berlaku ketika Baginda dan Abu Bakar bersembunyi dalam perjalanan hijrah dari Mekah ke Madinah. Setelah meninggalkan Mekah secara rahsia, mereka disusul oleh 11 wakil Quraisy yang bertujuan menangkap atau membunuh Nabi.

Setibanya di Gua Tsur, Abu Bakar terlebih dahulu memeriksa gua yang penuh dengan lubang dan kemungkinan dihuni binatang berbisa. Beliau membersihkan dan menutup lubang-lubang tersebut dengan pakaian agar aman untuk bersembunyi. Nabi Muhammad saw kemudian masuk dan beristirahat, meletakkan kepala di pangkuan Abu Bakar. Abu Bakar menutup lubang gua dengan telapak kakinya untuk menghalang ular berbisa masuk, namun ada seekor ular yang menggigit kaki Abu Bakar. Abu Bakar menahan sakit supaya tidak membangunkan Nabi yang sedang tidur. Kesakitan yang ditanggung mengakibatkan air mata Abu Bakar keluar dan menitis ke atas Rasulullah saw. Ketika Nabi terbangun dan mengetahui keadaan itu, baginda segera mendoakan agar Abu Bakar sederajat dengan baginda di akhirat dan mengobati lukanya dengan doa dan air liur, sehingga Abu Bakar sembuh.

Dalam gua itu juga, Allah menunjukkan perlindungan-Nya dengan menempatkan laba-laba menutup pintu gua dengan jaring dan burung merpati membuat sarang, sehingga para pengejar Quraisy menganggap gua itu kosong dan meninggalkan pencarian mereka.

Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar bersembunyi di Gua Tsur selama tiga hari sebelum melanjutkan perjalanan ke Madinah.


Kisah Suraqah bin Malik
Suraqah bin Malik adalah penunjuk jejak dan penunggang kuda yang diupah oleh kaum kafir Quraisy untuk mengejar Nabi Muhammad saw semasa hijrah, namun akhirnya beliau memeluk Islam setelah menyaksikan keajaiban dan kebenaran Nabi.

Suraqah bin Malik adalah seorang penunggang kuda yang handal dari suku Bani Kinanah dan juga seorang sahabat Nabi Muhammad saw. Ketika peristiwa hijrah Nabi dari Mekah ke Madinah, kaum Quraisy mengupah beberapa orang untuk mengejar dan menangkap Nabi Muhammad saw dengan janji hadiah seratus ekor unta bagi yang berjaya menangkap baginda hidup atau mati. Suraqah bin Malik adalah salah seorang yang diberi tugas itu kerana kemahirannya menjejaki jejak dan menunggang kuda dengan cekap.

Semasa mengejar Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar, kuda Suraqah mengalami beberapa kejadian ajaib seperti tersadung dan kakinya terperangkap di tanah, hingga Suraqah terpaksa memohon doa Nabi untuk melepaskan kakinya.

Nabi Muhammad saw menawarkan Islam kpd Suraqah dan mangatakan qisrah Parsi akan menjadi miliknya. Namun Suraqah tidak menerima Islam pada ketika itu, dan merasa tidak logik apa yg ditawarkan oleh baginda Rasulullah. Setelah hampir 10 tahun, Suraqah mengakui kekuasaan Allah dan akhirnya memeluk Islam setelah menyaksikan mukjizat dan kebenaran Nabi Muhammad saw.

Suraqah kemudian menjadi sahabat yang setia dan dikenang kerana kisah hijrahnya yang unik serta janji Nabi Muhammad saw kepadanya mengenai mahkota (qisrah) Raja Parsi yang akhirnya ditepati pada zaman Khalifah Umar Al-Khattab setelah kekalahan kerajaan Parsi di bawah pemerintahan khalifah Umar Al-Khattab. Pada ketika itu Suraqah teringat tawaran Rasulullah saw ketika baginda melepaskan kudanya yg terbenam dlm tanah.


Kisah Suhaib Ar-Rumi
Kisah Suhaib Ar-Rumi berkaitan hijrah adalah salah satu kisah yang sangat mengagumkan tentang pengorbanan dan keimanan. Suhaib, seorang sahabat Nabi Muhammad saw yang berasal dari Arab tetapi dibesarkan di Romawi (oleh itu gelaran "ar-Rumi"), memeluk Islam pada zaman awal dakwah Nabi.

Ketika diperintahkan hijrah dari Mekah ke Madinah, Suhaib berhasrat untuk ikut bersama Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar. Namun, kaum Quraisy menghalangnya kerana tidak mahu kehilangan harta kekayaannya yang diperoleh dari perniagaan di Mekah. Mereka mengawasi rumahnya ketat dan menuntut agar Suhaib meninggalkan hartanya jika mahu pergi.

Suhaib kemudian mengambil keputusan besar dengan melepaskan semua hartanya demi menyelamatkan agamanya. Beliau melemparkan kantong-kantong hartanya ke hadapan orang Quraisy dan berkata, "Ambillah hartaku, asalkan kalian lapangkan jalan untukku." Setelah itu, Suhaib berjaya berhijrah ke Madinah tanpa membawa apa-apa harta, hanya dengan iman dan tekad yang kuat.

Setibanya di Madinah, Nabi Muhammad saw menyambutnya dengan ucapan, "Perdagangan yang amat menguntungkan, wahai Abu Yahya," yang bermaksud hijrah Suhaib adalah satu keuntungan besar di sisi Allah walaupun secara duniawi beliau kehilangan segala-galanya.

Suhaib juga terkenal kerana kesetiaan dan pengorbanannya dalam menyertai perjuangan Islam selepas hijrah, termasuk dalam peperangan dan bai’ah bersama Nabi saw dan para khalifah.

Turun ayat surah Al-Baqarah ayat 2:207 (klik sini) yg merakamkan peristiwa pengorbanan Shuib Ar-Rum utk berhijrah bersama Rasulullah saw.
{ وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَشۡرِي نَفۡسَهُ ٱبۡتِغَآءَ مَرۡضَاتِ ٱللَّهِۚ وَٱللَّهُ رَءُوفُۢ بِٱلۡعِبَادِ }

Dan di antara manusia ada yang mengorbankan dirinya kerana mencari keredaan Allah semata-mata; dan Allah pula Amat belas-kasihan akan hamba-hambanya.


Kisah Ummu Salamah
Kisah Ummu Salamah berkaitan hijrah menggambarkan pengorbanan dan kesabaran beliau sebagai salah seorang sahabat wanita yang awal berhijrah demi mempertahankan agama Islam.

Ummu Salamah bersama suaminya, Abu Salamah, dan anak mereka berhijrah ke Habsyah (Ethiopia) untuk menyelamatkan akidah mereka daripada penindasan kaum Quraisy di Mekah. Mereka meninggalkan harta dan keluarga demi Islam.

Setelah penindasan di Mekah berkurang, mereka pulang ke Mekah, tetapi penindasan kembali meningkat. Rasulullah saw kemudian mengarahkan mereka berhijrah ke Madinah. Namun, ketika hendak berhijrah ke Madinah, Ummu Salamah dihalang dan dikurung oleh keluarganya dari Bani Mughirah, manakala anaknya ditahan oleh keluarga suaminya dari Bani Asaad. Suaminya meneruskan hijrah dahulu.

Ummu Salamah menanggung kesedihan dan kesusahan selama setahun dalam penahanan itu sebelum dibebaskan. Beliau kemudian berjaya berhijrah ke Madinah bersama anaknya dengan bantuan Uthman bin Talhah, dan bertemu semula dengan suaminya.

Selepas kematian suaminya akibat luka perang Uhud, Nabi Muhammad saw menikahi Ummu Salamah. Beliau menjadi salah seorang isteri Nabi yang terkenal dengan kebijaksanaan dan peranannya dalam menyampaikan hadis serta nasihat penting, termasuk semasa Perjanjian Hudaibiyah.

Doa yang diajarkan oleh Rasulullah saw kepada Ummu Salamah ketika beliau dilanda musibah kematian suaminya, Abu Salamah, adalah:


إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ  
اللَّهُمَّ اجْرِنِي فِي مُصِيبَتِي وَاخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا

"Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Allahumma jurni fii musibati wa akhliflii khairan minha."
(Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali. Ya Allah, berilah aku pahala dalam musibah ini dan berilah aku pengganti yang lebih baik darinya.)

Ummu Salamah mengamalkan doa ini ketika suaminya meninggal dunia, walaupun pada awalnya beliau merasa berat dan bertanya dalam hatinya dari mana akan datang pengganti yang lebih baik daripada Abu Salamah. Namun, doa itu menjadi kenyataan apabila Rasulullah saw sendiri datang melamarnya dan menikahinya. Rasulullah saw juga meyakinkan Ummu Salamah dengan berkata bahawa segala kekhawatirannya, seperti cemburu, usia tua, dan anak-anaknya, akan diatasi oleh Allah.

Ummu Salamah kemudian berkata bahawa Allah telah memberikan ganti yang lebih baik daripada Abu Salamah, iaitu Nabi Muhammad saw sendiri.

Sunday, July 6, 2025

Ijarah (Sewa atau Upah)

- us Muhammad Mursyid Al Amien kuliah Maghrib Ahad 6-Jul-2025

Ijarah (Sewa atau Upah)

Ijarah dalam konteks fiqah bermaksud akad pemindahan hak guna (manfaat) sesuatu barang atau perkhidmatan untuk tempoh tertentu dengan bayaran upah (ujrah), tanpa pemindahan milikan barang itu sendiri. 
  • Secara bahasa, ijarah berasal dari perkataan yang bermaksud ganjaran atau upah untuk sesuatu perbuatan. 
  • Dalam fiqah, ia dirumuskan sebagai pemilikan manfaat dengan bayaran pertukaran (iwadh) yang diketahui dan dibenarkan oleh syarak.
Beberapa definisi ulama:
  1. Mazhab Hanafi: akad ke atas manfaat dengan bayaran.
  2. Mazhab Syafie: akad ke atas manfaat yang diketahui dan harus dengan bayaran yang diketahui.
  3. Mazhab Maliki: akad untuk memiliki manfaat sesuatu benda yang harus selama tempoh tertentu dengan bayaran.
Ciri utama ijarah adalah:
  1. Pemindahan hak guna manfaat (seperti sewa rumah, perkhidmatan kerja) bukan pemindahan milikan.
  2. Bayaran dikenakan sebagai upah atau sewa.
  3. Tempoh dan bayaran mesti jelas dan diketahui.
  4. Ijarah boleh melibatkan barang (ijarah ‘ain) atau perkhidmatan/kerja (ijarah ‘amal).
Dalil keharusan ijarah terdapat dalam Al-Quran dan hadis, contohnya firman Allah dalam Surah At-Talaq ayat 6 yang menyuruh memberi upah kepada ibu susuan serta contoh Nabi Musa yang bekerja dengan Nabi Syuaib berdasarkan kontrak ijarah. Surah Al-Qasas ayat 28:27 (klik sini)
{ قَالَ إِنِّيٓ أُرِيدُ أَنۡ أُنكِحَكَ إِحۡدَى ٱبۡنَتَيَّ هَٰتَيۡنِ عَلَىٰٓ أَن تَأۡجُرَنِي ثَمَٰنِيَ حِجَجٖۖ فَإِنۡ أَتۡمَمۡتَ عَشۡرٗا فَمِنۡ عِندِكَۖ وَمَآ أُرِيدُ أَنۡ أَشُقَّ عَلَيۡكَۚ سَتَجِدُنِيٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ }

Bapa perempuan itu berkata (kepada Musa): "Aku hendak mengahwinkanmu dengan salah seorang dari dua anak perempuanku ini, dengan syarat bahawa engkau bekerja denganku selama delapan tahun; dalam pada itu, jika engkau genapkan menjadi sepuluh tahun, maka yang demikian itu adalah dari kerelaanmu sendiri. Dan (ingatlah) aku tidak bertujuan hendak menyusahkanmu; engkau akan dapati aku Insya Allah, dari orang-orang yang baik layanannya".

  • Ringkasnya, ijarah adalah kontrak sewa atau upah dalam Islam yang membolehkan seseorang menggunakan manfaat sesuatu tanpa memiliki barang tersebut, dengan bayaran yang telah dipersetujui. Ia merupakan satu bentuk transaksi yang sah dan diiktiraf dalam syariah Islam.

Al-Intifak adalah perkara yg kita ambil manfaat, dlm konteks sewa, kita dapat manfaat ruang kediaman/pejabat atau kemudahan kenderaan pengankutan atau perkhidmatan (contoh: menjahit pakaian)

Kes 1: Apakah hukum sewaan ruang kediaman/pejabat dan kemudian disewakan pula kpd org ke3. Kes 2: kita sewa kenderaan kemudian beri pinjam kenderaan itu kpd saudara kita Saudara kita itu sewakan kenederaan kpd pihak ke4.
Jumhur ulamak membenarkan kes 1 ini, kerana sudah berlaku pemindahan manfaat. Utk kes 2, ianya tidak dibenarkan kerana tiada pemindahan pemilikan antara kita dgn org ke3 ( saudara kita itu).

Kes 3: Kita sewa rumah kediaman dari seorg pemilik org bukan Islam yg ada membela anjing, Kes ke4 kita sewa rumah kediaman seorang pemilik yg bukan Islam dan duit sewa itu diketahui digunakan utk membina tempat pemujaan/kuil.
a) Tiada kesalahan sekiranya tidak diketahui adanya perkara² najis dlm kediaman yg disewa, atau apakah tujuan sewaan itu (tidak dimaklumkan oleh pemilik rumah/owner)
b) Menjadi kesalahan (haram) sekiranya dimaklumkan oleh pemilih kediaman/premis bhw duit sewa adalah utk membina tempatbpemujaan/kuil.

Rukun Al-Ijarah:
  1. Sighah (Ijab dan Qabul) - Tawaran (ijab) oleh pemberi sewa dan penerimaan (qabul) oleh penyewa. Ini adalah rukun utama yang mesti ada untuk sahnya akad ijarah.
  2. Pihak yang Berakad - Terdiri daripada dua pihak: Mu’ajir (pemberi sewa) dan Musta’jir (penyewa atau penerima manfaat). Kedua-duanya mestilah berakal, baligh, dan berkeupayaan membuat kontrak.
  3. Manfaat (Al-Manfa’ah) - Manfaat atau kegunaan yang disewakan mesti wujud, diketahui, halal, dan boleh diserah kepada penyewa. Ia mestilah sesuatu yang bernilai dan boleh digunakan dalam tempoh yang ditetapkan.
  4. Ujrah (Bayaran Upah/Sewa) - Bayaran yang dipersetujui sebagai balasan penggunaan manfaat tersebut. Ia mesti jelas jumlah atau kaedah pengiraannya dan diketahui oleh kedua pihak.

Syarat-syarat Al-Ijarah:
  1. Syarat Sighah: Ijab dan qabul boleh dilakukan secara jelas (sorih) atau melalui perbuatan yang difahami (kinayah), asalkan menunjukkan persetujuan.
  2. Syarat Pihak yang Berakad: Kedua-dua pihak mestilah mampu bertindak (baligh, berakal, bebas dari paksaan), dan kontrak dilakukan atas kerelaan sendiri.
  3. Syarat Manfaat: Manfaat yang disewakan mestilah halal, diketahui dengan jelas sifat dan tempohnya, boleh diserah, tidak mengurangkan nilai asal barang, dan bernilai di sisi syarak.
  4. Syarat Ujrah: Bayaran upah mestilah diketahui, tidak syubhah, dan disepakati oleh kedua pihak sebelum akad

Saturday, July 5, 2025

Tadabbur Surah Al-Baqarah ayat 2:253

- us Khairy bin Abdullah kuliah Maghrib Sabtu 5-Jul-2025

Tadabbur Surah Al-Baqarah ayat 2:253

Allah jadikan manusia sebagai sebaik-baik makhluk, dalilnya dlm (i) Surah At-Tin ayat 95:4 (klik sini)
{ لَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ فِيٓ أَحۡسَنِ تَقۡوِيمٖ }

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (dan berkelengkapan sesuai dengan keadaannya).

(ii) Surah Al-Israk ayat 17:70 (klik sini)
{ ۞وَلَقَدۡ كَرَّمۡنَا بَنِيٓ ءَادَمَ وَحَمَلۡنَٰهُمۡ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ وَرَزَقۡنَٰهُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَفَضَّلۡنَٰهُمۡ عَلَىٰ كَثِيرٖ مِّمَّنۡ خَلَقۡنَا تَفۡضِيلٗا }

Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan anak-anak Adam; dan Kami telah beri mereka menggunakan berbagai-bagai kenderaan di darat dan di laut; dan Kami telah memberikan rezeki kepada mereka dari benda-benda yang baik-baik serta Kami telah lebihkan mereka dengan selebih-lebihnya atas banyak makhluk-makhluk yang telah Kami ciptakan.


Surah Al-Baqarah ayat 2:253 (klik sini)
{ ۞تِلۡكَ ٱلرُّسُلُ فَضَّلۡنَا بَعۡضَهُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٖۘ مِّنۡهُم مَّن كَلَّمَ ٱللَّهُۖ وَرَفَعَ بَعۡضَهُمۡ دَرَجَٰتٖۚ وَءَاتَيۡنَا عِيسَى ٱبۡنَ مَرۡيَمَ ٱلۡبَيِّنَٰتِ وَأَيَّدۡنَٰهُ بِرُوحِ ٱلۡقُدُسِۗ وَلَوۡ شَآءَ ٱللَّهُ مَا ٱقۡتَتَلَ ٱلَّذِينَ مِنۢ بَعۡدِهِم مِّنۢ بَعۡدِ مَا جَآءَتۡهُمُ ٱلۡبَيِّنَٰتُ وَلَٰكِنِ ٱخۡتَلَفُواْ فَمِنۡهُم مَّنۡ ءَامَنَ وَمِنۡهُم مَّن كَفَرَۚ وَلَوۡ شَآءَ ٱللَّهُ مَا ٱقۡتَتَلُواْ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَفۡعَلُ مَا يُرِيدُ }

Rasul-rasul Kami lebihkan sebahagian daripada mereka atas sebahagian yang lain (dengan kelebihan-kelebihan yang tertentu). Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata dengannya, dan ditinggikanNya (pangkat) sebahagian daripada mereka beberapa darjat kelebihan. Dan Kami berikan Nabi Isa ibni Maryam beberapa keterangan kebenaran (mukjizat), serta Kami kuatkan dia dengan Ruhul-Qudus (Jibril). Dan sekiranya Allah menghendaki nescaya orang-orang yang datang kemudian daripada Rasul-rasul itu tidak berbunuh-bunuhan sesudah datang kepada mereka keterangan-keterangan (yang dibawa oleh Rasul mereka). Tetapi mereka bertelingkah, maka timbulah di antara mereka: orang yang beriman, dan orang yang kafir. Dan kalaulah Allah menghendaki tentulah mereka tidak berbunuh-bunuhan; tetapi Allah melakukan apa yang dikehendakiNya.

Surah Ali-Imran ayat 3:33 (klik sini)
{ ۞إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰٓ ءَادَمَ وَنُوحٗا وَءَالَ إِبۡرَٰهِيمَ وَءَالَ عِمۡرَٰنَ عَلَى ٱلۡعَٰلَمِينَ }

Sesungguhnya Allah telah memilih Nabi Adam, dan Nabi Nuh, dan juga keluarga Nabi Ibrahim dan keluarga Imran, melebihi segala umat (yang ada pada zaman mereka masing-masing).

4 Bukti/Dalil Allah suruh suluruh malaikat tunduk hormat kpd Nabi Adam, sebagai hormat kpd ciptaan dan kemuliaan Nabi Adam as.
(1) Surah Al-Baqarah ayat 2:34 (klik sini)
{ وَإِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأٓدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ أَبَىٰ وَٱسۡتَكۡبَرَ وَكَانَ مِنَ ٱلۡكَٰفِرِينَ }

Dan (ingatlah) ketika kami berfirman kepada malaikat: "Tunduklah (beri hormat) kepada Nabi Adam". Lalu mereka sekaliannya tunduk memberi hormat melainkan Iblis; ia enggan dan takbur, dan menjadilah ia dari golongan yang kafir.

(2) Surah Al-Israk ayat 17:61 (klik sini)
{ وَإِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأٓدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ قَالَ ءَأَسۡجُدُ لِمَنۡ خَلَقۡتَ طِينٗا }

Dan (ingatkanlah peristiwa) ketika Kami berfirman kepada malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam"; maka mereka sujudlah melainkan iblis; ia berkata: "Patutkah aku sujud kepada (makhluk) yang Engkau jadikan dari tanah (yang di adun)?"

(3) Surah Al-Kahfi ayat 18:50 (klik sini)
{ وَإِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأٓدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ كَانَ مِنَ ٱلۡجِنِّ فَفَسَقَ عَنۡ أَمۡرِ رَبِّهِۦٓۗ أَفَتَتَّخِذُونَهُۥ وَذُرِّيَّتَهُۥٓ أَوۡلِيَآءَ مِن دُونِي وَهُمۡ لَكُمۡ عَدُوُّۢۚ بِئۡسَ لِلظَّٰلِمِينَ بَدَلٗا }

Dan (ingatkanlah peristiwa) ketika Kami berfirman kepada malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam"; lalu mereka sujud melainkan iblis; ia adalah berasal dari golongan jin, lalu ia menderhaka terhadap perintah Tuhannya. Oleh itu, patutkah kamu hendak menjadikan iblis dan keturunannya sebagai sahabat-sahabat karib yang menjadi pemimpin selain daripadaku? Sedang mereka itu ialah musuh bagi kamu. Amatlah buruknya bagi orang-orang yang zalim: pengganti yang mereka pilih itu.

(4) Surah Toha ayat 20:116 (klik sini)
{ وَإِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأٓدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ أَبَىٰ }

Dan (ingatkanlah peristiwa) ketika Kami berfirman kepada malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", lalu mereka sujud, melainkan Iblis, ia enggan sujud.

Bukti/Dalil Allah kurniakan kekuasaan dunia kpd Nabi Sulaiman as. Surah An-Naml ayat 27:16 (klik sini)
{ وَوَرِثَ سُلَيۡمَٰنُ دَاوُۥدَۖ وَقَالَ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ عُلِّمۡنَا مَنطِقَ ٱلطَّيۡرِ وَأُوتِينَا مِن كُلِّ شَيۡءٍۖ إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ ٱلۡفَضۡلُ ٱلۡمُبِينُ }

Dan Nabi Sulaiman mewarisi (pangkat kenabian dan kerajaan) Nabi Daud; dan (setelah itu) Nabi Sulaiman berkata: "Wahai umat manusia, kami telah diajar mengerti bahasa pertuturan burung, dan kami telah diberikan serba sedikit dari tiap-tiap sesuatu (yang diperlukan); sesungguhnya yang demikian ini adalah limpah kurnia (dari Allah) yang jelas nyata".

Kehidupan haiwan diketuai oleh spesis betina. Dlm surah ini ayat 27:18 (klik sini) ratu semut, memberi arahan kpd semut.
{ حَتَّىٰٓ إِذَآ أَتَوۡاْ عَلَىٰ وَادِ ٱلنَّمۡلِ قَالَتۡ نَمۡلَةٞ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّمۡلُ ٱدۡخُلُواْ مَسَٰكِنَكُمۡ لَا يَحۡطِمَنَّكُمۡ سُلَيۡمَٰنُ وَجُنُودُهُۥ وَهُمۡ لَا يَشۡعُرُونَ }

(Maralah angkatan itu) hingga apabila mereka sampai ke "Waadin-Naml", berkatalah seekor semut: "Wahai sekalian semut, masuklah ke sarang kamu masing-masing, jangan Sulaiman dan tenteranya memijak serta membinasakan kamu, sedang mereka tidak menyedari".

Nabi Sulaiman as juga menguasai syaitan. Surah Al-Ambiak ayat 21:82 (klik sini)
{ وَمِنَ ٱلشَّيَٰطِينِ مَن يَغُوصُونَ لَهُۥ وَيَعۡمَلُونَ عَمَلٗا دُونَ ذَٰلِكَۖ وَكُنَّا لَهُمۡ حَٰفِظِينَ }

Dan (Kami mudahkan) sebahagian dari Syaitan-syaitan untuk menyelam baginya, serta melakukan kerja-kerja yang lain dari itu; dan adalah Kami mengawal mereka (daripada melanggar perintahnya).


Syaitan sebagai musuh kpd manusia
Surah Fatir ayat 35:6 (klik sini)
{ إِنَّ ٱلشَّيۡطَٰنَ لَكُمۡ عَدُوّٞ فَٱتَّخِذُوهُ عَدُوًّاۚ إِنَّمَا يَدۡعُواْ حِزۡبَهُۥ لِيَكُونُواْ مِنۡ أَصۡحَٰبِ ٱلسَّعِيرِ }

Sesungguhnya Syaitan adalah musuh bagi kamu, maka jadikanlah dia musuh (yang mesti dijauhi tipu dayanya); sebenarnya dia hanyalah mengajak golongannya supaya menjadi dari penduduk neraka.

Bukankah syaitan itu musuh manusia, tetapi mengapa syaitan patuh kpd Nabi Sulaiman as? Allah jawab dlm Surah Sad ayat 38:37 (klik sini)
{ وَٱلشَّيَٰطِينَ كُلَّ بَنَّآءٖ وَغَوَّاصٖ }

Dan (Kami mudahkan baginya memerintah) Jin Syaitan; (ia memerintah) golongan-golongan yang pandai mendirikan bangunan, dan yang menjadi penyelam (bagi menjalankan kerja masing-masing).

Surah Ali-Imran ayat 3:49 (klik sini)
{ وَرَسُولًا إِلَىٰ بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ أَنِّي قَدۡ جِئۡتُكُم بِـَٔايَةٖ مِّن رَّبِّكُمۡ أَنِّيٓ أَخۡلُقُ لَكُم مِّنَ ٱلطِّينِ كَهَيۡـَٔةِ ٱلطَّيۡرِ فَأَنفُخُ فِيهِ فَيَكُونُ طَيۡرَۢا بِإِذۡنِ ٱللَّهِۖ وَأُبۡرِئُ ٱلۡأَكۡمَهَ وَٱلۡأَبۡرَصَ وَأُحۡيِ ٱلۡمَوۡتَىٰ بِإِذۡنِ ٱللَّهِۖ وَأُنَبِّئُكُم بِمَا تَأۡكُلُونَ وَمَا تَدَّخِرُونَ فِي بُيُوتِكُمۡۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَةٗ لَّكُمۡ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ }

Dan (akan melantiknya) menjadi seorang Rasul kepada Bani Israil, (dengan menegaskan kepada mereka): "Sesungguhnya aku telah datang kepada kamu, dengan membawa satu tanda (mukjizat) dari tuhan kamu, iaitu aku boleh membuat untuk kamu dari tanah liat seperti bentuk burung, kemudian aku tiup padanya lalu menjadilah ia seekor burung (yang hidup) dengan izin Allah; dan juga aku boleh menyembuhkan orang yang buta dan orang yang sopak, dan aku boleh menghidupkan kembali orang-orang yang mati dengan izin Allah; dan juga aku boleh memberitahu kepada kamu tentang apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumah kamu. Sesungguhnya perkara-perkara yang demikian itu, mengandungi satu tanda (mukjizat) bagi kamu (yang membuktikan kebenaran bahawa aku seorang Rasul yang diutus oleh Allah kepada kamu), jika kamu orang-orang yang (mahu) beriman.

Dlm ayat 49 surah Ali-Imran ini Allah sebutkan 6 mukjizat Nabi Isa as.

Allah jelaskan barangsiapa mengatakan Nabi Isa itu tuhan, maka kafirlah dia. Surah Al-Maedah ayat 5:72 (klik sini)
{ لَقَدۡ كَفَرَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓاْ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلۡمَسِيحُ ٱبۡنُ مَرۡيَمَۖ وَقَالَ ٱلۡمَسِيحُ يَٰبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمۡۖ إِنَّهُۥ مَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدۡ حَرَّمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِ ٱلۡجَنَّةَ وَمَأۡوَىٰهُ ٱلنَّارُۖ وَمَا لِلظَّٰلِمِينَ مِنۡ أَنصَارٖ }

Demi sesungguhnya! Telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Bahawasanya Allah ialah Al-Masih Ibni Maryam". Padahal Al-Masih sendiri berkata:" Wahai Bani Israil! Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhan kamu, Bahawasanya sesiapa yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain, maka sesungguhnya Allah haramkan kepadanya Syurga, dan tempat kembalinya ialah neraka; dan tiadalah seorang penolong pun bagi orang-orang yang berlaku zalim".

Surah An-Nisa ayat 4:164 (klik sini)
{ وَرُسُلٗا قَدۡ قَصَصۡنَٰهُمۡ عَلَيۡكَ مِن قَبۡلُ وَرُسُلٗا لَّمۡ نَقۡصُصۡهُمۡ عَلَيۡكَۚ وَكَلَّمَ ٱللَّهُ مُوسَىٰ تَكۡلِيمٗا }

Dan (Kami telah mengutuskan) beberapa orang Rasul yang telah Kami ceritakan kepadamu dahulu sebelum ini, dan Rasul-rasul yang tidak Kami ceritakan hal mereka kepadamu. Dan Allah telah berkata-kata kepada Nabi Musa dengan kata-kata (secara langsung, tidak ada perantaraan).

Apa yg dibicarakan antara Allah dgn Nabi Musa? Rujuk surah Toha ayat 20:18 (klik sini)
{ قَالَ هِيَ عَصَايَ أَتَوَكَّؤُاْ عَلَيۡهَا وَأَهُشُّ بِهَا عَلَىٰ غَنَمِي وَلِيَ فِيهَا مَـَٔارِبُ أُخۡرَىٰ }

Nabi Musa menjawab: "Ini ialah tongkatku; aku bertekan atasnya semasa, berjalan, dan aku memukul dengannya daun-daun kayu supaya gugur kepada kambing-kambingku, dan ada lagi lain-lain keperluanku pada tongkat itu".

Nabi Muhammad saw berbicara dgn Allah sewaktu peristiwa Israk dan Mikraj dalam menerima perintah menunaikan solat. Nabi Ibrahim as juga berbicara dgn Allah, seperti disebutkan dlm Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 2:260 (klik sini)
{ وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَٰهِـۧمُ رَبِّ أَرِنِي كَيۡفَ تُحۡيِ ٱلۡمَوۡتَىٰۖ قَالَ أَوَلَمۡ تُؤۡمِنۖ قَالَ بَلَىٰ وَلَٰكِن لِّيَطۡمَئِنَّ قَلۡبِيۖ قَالَ فَخُذۡ أَرۡبَعَةٗ مِّنَ ٱلطَّيۡرِ فَصُرۡهُنَّ إِلَيۡكَ ثُمَّ ٱجۡعَلۡ عَلَىٰ كُلِّ جَبَلٖ مِّنۡهُنَّ جُزۡءٗا ثُمَّ ٱدۡعُهُنَّ يَأۡتِينَكَ سَعۡيٗاۚ وَٱعۡلَمۡ أَنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٞ }

Dan (ingatlah) ketika Nabi Ibrahim (merayu dengan) berkata: "Wahai Tuhanku! Perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan makhluk-makhluk yang mati?" Allah berfirman: "Adakah engkau belum percaya (kepada kekuasaanku)?" Nabi Ibrahim menjawab: "Bahkan (aku percaya dan yakin), akan tetapi (aku memohon yang demikian ialah) supaya tenteram hatiku (yang amat ingin menyaksikannya)". Allah berfirman: "(Jika demikian), ambilah empat ekor burung, kemudian kumpulkanlah olehmu (dan cincanglah semuanya). Setelah itu letakkanlah di atas tiap-tiap sebuah bukit sebahagian daripadanya. Kemudian serulah burung-burung itu nescaya semuanya akan datang kepadamu dengan segera". Dan ketahuilah sesungguhnya Allah Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana.

Surah Al-Baqarah ayat 2:264 (klik sini)
{ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تُبۡطِلُواْ صَدَقَٰتِكُم بِٱلۡمَنِّ وَٱلۡأَذَىٰ كَٱلَّذِي يُنفِقُ مَالَهُۥ رِئَآءَ ٱلنَّاسِ وَلَا يُؤۡمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۖ فَمَثَلُهُۥ كَمَثَلِ صَفۡوَانٍ عَلَيۡهِ تُرَابٞ فَأَصَابَهُۥ وَابِلٞ فَتَرَكَهُۥ صَلۡدٗاۖ لَّا يَقۡدِرُونَ عَلَىٰ شَيۡءٖ مِّمَّا كَسَبُواْۗ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡكَٰفِرِينَ }

Wahai orang-orang yang beriman! Jangan rosakkan (pahala amal) sedekah kamu dengan perkataan membangkit-bangkit dan (kelakuan yang) menyakiti, seperti (rosaknya pahala amal sedekah) orang yang membelanjakan hartanya kerana hendak menunjuk-nunjuk kepada manusia (riak), dan ia pula tidak beriman kepada Allah dan hari akhirat. Maka bandingan orang itu ialah seperti batu licin yang ada tanah di atasnya, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu ditinggalkannya bersih licin (tidak bertanah lagi). (Demikianlah juga halnya orang-orang yang kafir dan riak itu) mereka tidak akan mendapat sesuatu (pahala) pun dari apa yang mereka usahakan. Dan (ingatlah), Allah tidak akan memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.

Allah pilih Nabi Ibrahim as sebagai kekasihnya. Surah An-Nisa ayat 4:125 (klik sini)
{ وَمَنۡ أَحۡسَنُ دِينٗا مِّمَّنۡ أَسۡلَمَ وَجۡهَهُۥ لِلَّهِ وَهُوَ مُحۡسِنٞ وَٱتَّبَعَ مِلَّةَ إِبۡرَٰهِيمَ حَنِيفٗاۗ وَٱتَّخَذَ ٱللَّهُ إِبۡرَٰهِيمَ خَلِيلٗا }

Dan tidak ada yang lebih baik ugamanya daripada orang yang menyerahkan dirinya kepada Allah (dengan ikhlas), sedang ia berusaha mengerjakan kebaikan, dan ia pula mengikut ugama Nabi Ibrahim yang lurus (yang tetap di atas dasar tauhid); dan (kerana itulah) Allah menjadikan Nabi Ibrahim kesayanganNya.