- us xxx kuliah Maghrib Rabu 30-Jul-2025
Petunjuk Nabi Dalam Melembutkan Hati
- Syafaat Uzma adalah syafaat yang paling agung dan khusus diberikan kepada Nabi Muhammad saw.
- Syafaat Uzma bermaksud permohonan Nabi Muhammad SAW kepada Allah SWT supaya dipercepatkan proses perbicaraan dan pengadilan di Hari Kiamat ketika manusia berhimpun di Padang Mahsyar yang sangat dahsyat.
Pada waktu itu, umat manusia mengalami kesengsaraan yang amat besar, sehingga Nabi Muhammad saw memohon agar pengadilan dipercepatkan agar manusia tidak lama dalam kesengsaraan tersebut. Syafaat Uzma ini adalah yang pertama dan terbesar diberikan kepada baginda Rasulullah saw, untuk semua umat manusia dari zaman Nabi Adam hingga ke Hari Kiamat.
- Dari Sa'id bin Musayyab, Abu Hurairah r .a. mengatakan bahawa dia mendengar Rasulullah saw. bersabda : "Nanti akan masuk syurga satu rombongan umat ku, terdiri dari tujuh puluh ribu orang. Muka mereka bersinar-sinar bagaikan cahaya bulan purnama. Kata Abu Hurairah selanjutnya, "Mendengar sabda Nabi itu, 'Ukasyah bin Mihshan Al Asadi serta-merta berdiri sambil menunjukkan tangannya dan berkata: "Ya, Rasulullah! Doakanlah kepada Allah, semoga aku termasuk dalam rombongan mereka." Lalu Rasulullah saw. mendoakannya, "Wahai, Allah! Masukkan dia di antara mereka." Kemudian berdiri pula seorang lelaki Ansar, katanya, "Ya, Rasulullah! Doakan pulalah kepada Allah, semoga aku termasuk di antara mereka." Sabda Rasulullah saw., "Ukasyah telah mendahului anda." [Hadis Sahih Muslim Jilid 1. Hadis Nombor 0170]
Dari 'Imran Ibnu Hushain r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Kelak, akan masuk syurga tujuh puluh ribu orang umat ku tanpa diperiksa. Para sahabat bertanya, "Siapa mereka itu ya, Rasulullah?" Jawab Rasulullah saw.,"Mereka ialah orang-orang yang tidak berubat memakai jampi-jampi, tidak mempercayai suara burung (tathayyur), tidak berubat dengan tusukan besi panas (Kai) tetapi mereka tawakal kepada Tuhan mereka." [Hadis Sahih Muslim Jilid 1. Hadis Nombor 0171]
- Siapakah Ukasyah dlm hadis ini?
Seorang sahabat Nabi bernama Ukkasyah bin Mihshan al-Asadi (عكاشة بن محصن الأسدي), juga dikenal sebagai Abu Mihshan. Ia merupakan salah seorang sahabat Nabi Muhammad saw yang terkenal keberanian dan keikhlasannya dalam berjuang di jalan Allah.
Beberapa fakta penting tentang Ukasyah bin Mihshan:
- Ia termasuk golongan awal (as-sabiqun al-awwalun) yang memeluk Islam di Mekkah, dan ikut serta dalam hijrah ke Madinah.
- Ukasyah adalah salah seorang pejuang utama dalam beberapa peperangan besar, seperti Perang Badar, di mana pedangnya patah dan Nabi memberinya sebatang kayu yang kemudian berubah menjadi pedang dengan izin Allah.
- Ia juga ikut serta dalam banyak ekspedisi lain bersama saw, dikenal sebagai prajurit berkuda yang tangguh dan pemberani.
- Dalam sebuah hadis, Ukasyah disebutkan sebagai salah satu dari 70,000 umat Nabi Muhammad yang akan masuk surga tanpa hisab, setelah beliau meminta Nabi mendoakannya agar termasuk golongan tersebut dan doanya langsung dikabulkan Nabi.
- Ukasyah wafat syahid dalam Perang Riddah pada tahun 12 H (633 M) ketika melawan kaum murtad setelah wafatnya Rasulullah saw.
- 4 rukun dalam dakwah:
Empat rukun dakwah dalam ajaran Islam adalah:
- Da’i (Pendakwah) — Orang yang menyeru, mengajak atau menyampaikan dakwah. Setiap Muslim boleh menjadi da’i, tidak hanya ulama atau ustaz.
- Mad’u (Sasaran dakwah) — Orang atau kelompok yang menjadi sasaran dakwah untuk dibimbing kepada kebaikan dan kebenaran Islam.
- Maudhu’ (Material/bahan atau isi dakwah) — Isi kandungan dakwah, yakni ajaran Islam yang hendak disampaikan, meliputi akidah, syariah, dan akhlak yang benar sesuai Al-Quran dan Sunnah.
- Uslub (Cara atau kaedah dakwah) — Cara penyampaian dakwah agar mudah diterima dan dipahami oleh mad’u, seperti berdakwah dengan hikmah, nasihat baik, dan cara yang menarik.
Keempat rukun ini wajib ada agar dakwah dapat dilaksanakan dengan efektif dan berhasil mendorong perubahan ke arah kebaikan dalam masyarakat.
- Perbezaan antara orang warak dan zuhud
Orang warak dan orang zuhud adalah dua sifat terpuji dalam Islam, tetapi keduanya memiliki makna dan derajat yang berbeda:
- Warak berarti seseorang yang menjauhi hal-hal yang haram dan syubhah (perkara yang diragukan hukumnya). Orang yang warak berhati-hati dan meninggalkan perkara yang berpotensi mendatangkan kemudaratan di akhirat, terutama perkara yang syubhah dan haram. Warak lebih bersifat umum dan dasar dalam menjauhi yang terlarang.
- Zuhud adalah sifat yang lebih tinggi daripada warak. Zuhud bukan hanya meninggalkan perkara haram dan syubhah, tetapi juga meninggalkan perkara yang mubah (diperbolehkan) yang tidak memberikan manfaat untuk akhirat. Zuhud adalah sikap melepas ketertarikan terhadap dunia dan hal-hal yang hanya bersifat kesenangan duniawi, meskipun diperbolehkan dalam agama. Orang yang zuhud memfokuskan hidup untuk akhirat dan meninggalkan yang tidak bermanfaat di sana.