Saturday, February 1, 2025

Sahabat Rasulullah: Usamah bin Zaid

- us Nor Azam bin Abdullah Kuliah Suboh Sabtu 1-Feb-2025

Sahabat Rasulullah: Usamah bin Zaid

- Usamah bin Zaid bin Haritsah bin Syurahbil bin Ka'ab bin Abdil 'Uzza bin Yazid bin Umrul Qais. Lahir di Mekah 7 tahun sebelum Hijrah.

- Bapanya Zaid adalah hamba yg dimiliki oleh Khadijah binti Khuwailid. Selepas pernikahan bersama Rasulullah saw, Zaid dibebaskan dan dihadiahkan kpd Rasulullah.

- Zaid bin Harithah adalah seorang anak angkat yang sangat disayangi oleh Nabi Muhammad saw. Zaid awalnya adalah seorang budak yang kemudian dibebaskan dan diangkat menjadi anak angkat oleh Nabi Muhammad saw.

- Keluarga Zaid mencarinya dan datang ke Mekah untuk menebusnya. Nabi Muhammad saw memberikan Zaid pilihan untuk kembali bersama keluarganya atau tetap tinggal bersama beliau. Zaid memilih untuk tetap tinggal bersama Nabi Muhammad saw. Pilihan Zaid ini membuat keluarganya terkejut, kerana ia lebih memilih menjadi ‘hamba’ daripada kembali ke keluarganya. Namun, Zaid merasa bahwa Nabi Muhammad saw adalah individu yang istimewa dan ia tidak ingin berpisah dengannya.

- Nabi Muhammad saw kemudian membawa Zaid ke Ka'bah dan mengumumkan bahawa Zaid adalah anaknya, yang akan mewarisinya. Sejak saat itu, Zaid dikenal sebagai Zaid bin Muhammad. Namun, kemudian turun ayat Al-Qur'an yang melarang penisbahan anak angkat kepada bapa angkatnya, sehingga Zaid kembali dikenal dengan nama Zaid bin Harithah. 

Surah Al-Ahzab ayat 33:4 (klik sini)
{ مَّا جَعَلَ ٱللَّهُ لِرَجُلٖ مِّن قَلۡبَيۡنِ فِي جَوۡفِهِۦۚ وَمَا جَعَلَ أَزۡوَٰجَكُمُ ٱلَّٰٓـِٔي تُظَٰهِرُونَ مِنۡهُنَّ أُمَّهَٰتِكُمۡۚ وَمَا جَعَلَ أَدۡعِيَآءَكُمۡ أَبۡنَآءَكُمۡۚ ذَٰلِكُمۡ قَوۡلُكُم بِأَفۡوَٰهِكُمۡۖ وَٱللَّهُ يَقُولُ ٱلۡحَقَّ وَهُوَ يَهۡدِي ٱلسَّبِيلَ }

(Diperintahkan dengan yang demikian kerana) Allah tidak sekali-kali menjadikan seseorang mempunyai dua hati dalam rongga dadanya; dan Ia tidak menjadikan isteri-isteri yang kamu "zihar" kan itu sebagai ibu kamu; dan Ia juga tidak menjadikan anak-anak angkat kamu, sebagai anak kamu sendiri. Segala yang kamu dakwakan mengenai perkara-perkara) yang tersebut itu hanyalah perkataan kamu dengan mulut kamu sahaja. Dan (ingatlah) Allah menerangkan yang benar dan Dia lah jua yang memimpin ke jalan yang betul.

Perkahwinan Zaid bin Harithah
- Zaid berkahwin beberapa kali, Zainab dan Ummu Aiman. Zaid bin Harithah diketahui memiliki dua orang isteri. Isteri pertamanya adalah Zainab binti Jahsy, yang merupakan sepupu Nabi Muhammad saw. Pernikahan mereka terjadi atas usulan Nabi Muhammad saw untuk menghapus strata sosial pada saat itu. Namun, pernikahan tersebut tidak berlangsung lama dan berakhir dengan perceraian.
  • Setelah bercerai dengan Zainab, Zaid bernikah dengan Ummu Aiman, yang merupakan mantan budak dan pengasuh Nabi Muhammad saw. Dari pernikahan tersebut, mereka dikurniakan seorang anak bernama Usamah bin Zaid.
  • Ummu Aiman adalah pembantu kpd Aminah binti Wahab ie ibu kepada Rasulullah saw. Selepas kewafatan Aminah, Ummu Aiman menjaga Rasulullah.
  • Zainab bin Jahsy setelah bercerai dgn Zaid, dikahwini oleh baginda Rasulullah.

Usamah bin Zaid Menjadi Panglima Perang
- Rasulullah saw menolak (tidak memilih) Usamah utk menyertai Perang Uhud, (Syawal, 3H) kerana usianya terlalu muda ketika itu (usia Usamah: ~10 tahun).

- Pada Perang Khandak (Syawal, 5H), Usamah berjingkit² utk menampakkan dirinya tinggi dan  dgn harapan dipilih utk menyertai peperangan. Namun baginda Rasulullah sekali lagi  tidak memilihnya.

- Usamah diangkat menjadi panglima perang oleh Nabi Muhammad saw setelah Perang Mu'tah, pada usia 18 tahun.

- Rasulullah saw menghantar 3 org sebagai ketua pasukan dlm Perang Mu'tah ie Zaid bin Haritsah, Ja'far bin Abi Talib, dan Abdullah bin Rawahah. Nabi Muhammad saw telah melantik mereka secara berurutan, di mana jika Zaid gugur, kepimpinan akan diambil alih oleh Ja'far, dan jika Ja'far gugur, kepimpinan akan diambil alih oleh Abdullah bin Rawahah. Ketiga-tiga panglima ini gugur syahid dalam pertempuran tersebut. Selepas itu, Thabit ibn Arqam mengendalikan tentera Islam buat seketika sebelum Khalid bin al-Walid dilantik sebagai ketua panglima.

- Meskipun ada keraguan dari beberapa sahabat kerana usianya (yg masih muda), Nabi Muhammad saw tetap mempercayakan kepemimpinan pasukan kepadanya. Usamah memimpin pasukan Muslim untuk menyerang pasukan Rom di Balqa dan berhasil meraih kemenangan.

- Usamah dikenal sebagai individu yang ahli ibadah dan tidak pernah lalai dengan kewajibannya. Ia juga dikenal sebagai seorang yang pemberani dan gigih dalam berperang. Setelah wafatnya Nabi Muhammad saw, Usamah tetap menjadi panglima dan memimpin pasukan Islam dalam peperangan. Usamah bin Zaid meninggal di Madinah pada tahun 54H.

Nabi Muhammad saw memilih sahabat untuk memasuki Ka'bah berdasarkan keimanan mereka
- Ketika peristiwa pembukaan kota Mekah, Nabi Muhammad saw mengajak tiga orang sahabat untuk memasuki Ka'bah, iaitu:
  1. Utsman bin Talhah (pemegang kunci Ka'bah), 
  2. Usamah bin Zaid, dan 
  3. Bilal bin Rabah. 
Setelah masuk, pintu Ka'bah ditutup. Nabi Muhammad saw memerintahkan Bilal untuk naik ke atas Ka'bah dan mengumandangkan azan sebagai simbol kemenangan.

- Ketika Nabi Muhammad saw jatuh sakit yang kemudian membawa kepada kewafatannya, ada persiapan pasukan yang sedang dilakukan untuk berangkat berperang. Pasukan ini dipimpin oleh Usamah bin Zaid, dan Nabi Muhammad saw telah menunjuknya sebagai panglima pasukan sebelum sakit.

- Meskipun Nabi Muhammad saw sedang sakit, beliau tetap memberikan perhatian pada persiapan pasukan ini. Beliau bahkan sempat memberikan arahan terakhir kepada pasukan sebelum kepergian mereka. Beberapa sahabat merasa ragu karena usia Usamah yang masih muda, tetapi Nabi Muhammad saw menegaskan keputusannya dan memerintahkan pasukan untuk tetap berangkat di bawah kepemimpinan Usamah.

- Peristiwa ini menunjukkan bahwa meskipun dalam kondisi sakit parah, Nabi Muhammad saw tetap mengutamakan urusan umat dan perjuangan Islam. Pasukan ini kemudian tetap berangkat setelah Nabi Muhammad saw wafat, menjalankan perintah yang telah diberikan.

Khalifah Abu Bakar memohon izin dari Usamah bin Zaid supaya Umar Al-Khattab dikecualikan dari turut berperang
- Setelah Nabi Muhammad saw wafat, Abu Bakar menjadi khalifah dan memutuskan untuk tetap memberangkatkan pasukan Usamah bin Zaid sesuai perintah Nabi. Namun, banyak sahabat yang mengusulkan agar pasukan Usamah dibatalkan karena khawatir Madinah akan diserang oleh orang-orang murtad dan nabi palsu. Usamah yang saat itu berada di Jurf, mengutus Umar Al-Khattab untuk meminta izin kepada Abu Bakar (Khalifah ketika itu) agar pasukan tersebut kembali ke Madinah.
Abu Bakar menolak usulan tersebut dan tetap pada keputusannya untuk memberangkatkan pasukan Usamah.

- Orang-orang Ansar juga meminta agar yang memimpin pasukan adalah orang yang lebih tua dari Usamah, namun Abu Bakar marah dan mengekalkan Usamah sebagai pemimpin dan panglima perang.

- Saat pemberangkatan pasukan, Abu Bakar mengantarkan pasukan tersebut dengan berjalan kaki, sementara Usamah menunggangi haiwan tunggangannya. Usamah kemudian mengusulkan agar Abu Bakar menaiki haiwan tunggangan dan ia akan berjalan kaki, tetapi Abu Bakar menolak. Pada kesempatan itu, Abu Bakar meminta izin kepada Usamah agar mengizinkan Umar Al-Khattab untuk tinggal di Madinah untuk membantunya menjalankan kekhalifahan, dan Usamah mengizinkannya. Umar Al-Khattab sebelumnya merupakan salah satu tentera pasukan Usamah.

Usamah tidak terlibat dengan pergeseran antara Ali dan Muawiyah (Perang Siffin)
- Nabi Muhammad saw menegur keras Usamah bin Zaid karena telah membunuh seorang musuh yang telah mengucapkan kalimah syahadat (Laa Ilaaha Illallah). Peristiwa ini terjadi ketika Usamah memimpin pasukan dalam suatu peperangan. Saat Usamah hendak membunuh seorang musuh, musuh tersebut mengucapkan syahadah, namun Usamah tetap membunuhnya.

- Nabi Muhammad saw sangat marah ketika mendengar kejadian tersebut. Beliau bertanya kepada Usamah, mengapa ia membunuh orang yang sudah bersyahadah. Usamah beralasan bahawa musuh tersebut mengucapkan syahadah hanya karena takut dan untuk menyelamatkan diri dari kematian, bukan karena benar-benar masuk Islam.

- Nabi Muhammad saw menegaskan bahwa seseorang yang telah mengucapkan syahadah, maka ia telah menjadi saudara Muslim dan tidak boleh dibunuh, terlepas dari apa yang ada di hatinya. Nabi juga mengingatkan Usamah bahwa ia tidak dapat mengetahui isi hati seseorang dan tidak berhak menghakimi keimanan seseorang.

- Usamah sangat menyesali perbuatannya setelah ditegur oleh Nabi Muhammad saw dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.

- Peristiwa ini menjadi pelajaran berharga bagi Usamah dan umat Islam tentang pentingnya menghormati keislaman seseorang yang telah mengucapkan syahadat.

- Peristiwa ini juga menyebabkan Usamah tidak menyebelahi saidina Ali utk berperang dengan Muawiyah, dalam Perang Siffin (36H) kerana teguran yang diterimanya dari Rasulullah saw.


Perang Siffin
- Peperangan antara Saidina Ali dan Muawiyah dikenali sebagai Perang Siffin, yang berlaku dari Mei hingga Julai 657 M (Safar, 36 H). Pertempuran utama berlangsung dari 26 hingga 28 Julai 657 M.
Latar Belakang

- Perang ini berlaku selepas pembunuhan Saidina Uthman bin Affan, di mana Saidina Ali dilantik sebagai khalifah. Muawiyah, yang merupakan gabenor Syria dan saudara kepada Uthman, menuntut agar pembunuh Uthman diadili sebelum mengiktiraf Ali sebagai khalifah. Tuntutan ini membawa kepada ketegangan antara kedua-dua pihak.

- Pertempuran bermula pada 8 Safar 36 H (26 Julai 657 M) di tebing Sungai Furat, Syria.
Walaupun tentera Ali pada awalnya menunjukkan keunggulan, pertempuran berlanjutan dengan banyak korban di kedua-dua belah pihak.

- Dalam usaha untuk menghentikan pertempuran, Amr Al-As yang bersama Muawiyah mencadangkan agar Al-Quran dijadikan sebagai hakim, yang menyebabkan kedua-dua pihak bersetuju untuk berunding.

Kesan Perang Siffin
Hasil daripada perundingan tidak memihak kepada Ali, dan situasi ini menyebabkan perpecahan dalam kalangan pengikutnya. Perang Siffin menjadi simbol perpecahan dalam umat Islam dan memulakan era fitnah yang berpanjangan dalam sejarah Islam. Selepas peristiwa ini, Muawiyah akhirnya menjadi khalifah pertama Dinasti Umayyah setelah kematian Ali pada tahun 661 M.

Asal-usul sembahan berhala
- Dalam sejarah, lima berhala tersebut adalah Wadd, Suwa', Yaghuts, Ya'uq, dan Nasr.  

  • Asal Usul Berhala:
Menurut riwayat, nama-nama berhala ini berasal dari lima orang soleh yang pernah hidup di kalangan kaum Nabi Nuh. Setelah mereka meninggal dunia, masyarakat mula membuat patung untuk mengenang mereka. Awalnya, patung-patung ini tidak disembah; mereka hanya digunakan sebagai peringatan untuk mengingatkan orang ramai tentang kebaikan dan kebajikan orang-orang soleh tersebut.

  • Peralihan kepada Penyembahan:
Seiring berjalannya waktu, generasi berikutnya yang tidak mengenali asal usul patung-patung tersebut mula menyembahnya sebagai tuhan. Mereka percaya bahawa patung-patung itu memiliki kuasa dan dapat memberikan syafaat. 

 

Penyembahan berhala di kalangan kaum Nabi Nuh bermula dari penghormatan kepada orang-orang soleh yang akhirnya berubah menjadi syirik melalui proses pengingatan yang salah oleh generasi seterusnya

 

No comments: